Friday, June 22, 2007

Share seorang teman yang jadi pengusaha…

Beberapa waktu lalu aku dikenalin dengan seorang teman baru, sebut saja Mas D. Orangnya berperawakan kecil umurnya perkiraanku sepantaran denganku kira-kira 30an mungkin masih dibawah 30th. Ngobrol dengannya lumayan asyik. Dari obrolan itu jadi terkaget-kaget, gimana engga di usianya yang masih semuda itu ternyata dia adalah seorang pengusaha, punya sebuah workshop machining di deket kawasan industry di pinggiran Jakarta. Tadinya kupikir dia bercanda, bayangan umum yang ada di benakku seorang pengusaha tu pastilah berumur 4Oan. Lagipula –sory- dia ngga ada tampang seorang pengusaha. Tapi ternyata aku salah menilai.

Waktu itu aku sekaligus diajak berkunjung ke workshopnya, sambil di mobil dia banyak bercerita tentang perjalanan karirnya sebagai pengusaha, bagaimana dia memulai usahanya itu hanya dengan bekal uang pinjaman Rp 200rb, mencari order dengan naek ojeg keluar masuk kawasan industry. Kemudian gimana senengnya saat dapet order pertama kali, trus dari situ dia mulai berani mengembangkannya dengan menyewa kantor yang hanya berisi 1 meja dengan 1 nomer telpon berbagi dengan 5 perusahaan lain yang sejenis dengannya. Sampai akhirnya menjadi besar seperti sekarang mempunyai tempat sendiri 4 ruko, beberapa mesin dan tentu saja beberapa orang karyawan. Hebat deh pokoknya.

Jujur saja aku tertarik banget dengerin semua ceritanya itu. Dan tentu saja kutanya apa kunci dari semua kesuksesannya itu. Penjelasannya membuat aku lebih terkaget-kaget lagi. Gimana engga, menurut dia semua yang dilakukan untuk membangun bisnisnya sendiri dipelajari dari MLM yang pernah dia ikuti. Menurutnya cara kerja MLM pas banget di adopsi di semua bisnis. Diawali dengan impian memiliki bisnis sendiri yang diwujudkan dalam dreambook buat mengingat semua mimpi yg ingin diwujudkan, kemudian membuat daftar nama calon customer sebanyak-banyaknya, dan membuat janji bertemu dengan mereka dan melakukan presentasi dan kemudian memfollow up customer.

Dipikir-pikir bener juga. Ternyata MLM ngga seburuk yang pernah kubayangkan, ada sisi positif yg bisa diambil, setidaknya pendidikan atau training yang banyak dilakukan oleh perusahaan2 MLM (yang biasanya gratis) itu bisa membentuk pribadi-pribadi yang ulet. Syukur2 bisa gabung di MLM yang bagus dan bisa sukses disana, tp misal ngga atau belum sukses mungkin ilmu yang didapat bisa diaplikasikan ke bisnis yang lain..

Pelajaran yang lain yang bisa kuambil dari share temenku itu,
"kalo mo buka usaha, modal tu bukan yang utama, tapi impian dan kerja keras ditambah network yang terutama."

(thanks to mas D buat sharenya)

No comments: