Dari materi oleh:
Patti Hathaway, CSP
Pakar leadership
"Saat sebuah pintu tertutup, pintu lain sebenarnya terbuka; akan tetapi, kita seringkali terlalu lama mencari-cari dan terus menyesali pintu yang telah tertutup, hingga kita tak lagi bisa melihat pintu yang terbuka."
-- Alexander Graham Bell --
SEKALI LAGI, SEMUANYA MEMANG BERUBAH
Ya. Dunia ini berubah. Hidup Anda berubah. Makin berat dan makin menyesakkan. Dan secara insting, Anda akan bereaksi terhadap perubahan. Perubahan adalah keharusan, dan bereaksi terhadap perubahan adalah sifat dasar Anda sebagai manusia. Bertahan terhadap perubahan merupakan reaksi yang normal dan dalam banyak hal amat bermanfaat.
Bahwa itu instingtif, normal dan bermanfaat, dasarnya adalah fakta di mana bertahan adalah termasuk salah satu cara untuk survive. Maka, perilaku Anda untuk bertahan atau menolak perubahan, biasanya muncul karena perubahan yang terjadi dianggap mengancam eksistensi dan keselamatan Anda.
Konon, ada empat fase berkaitan dengan cara Anda bereaksi terhadap perubahan. Mulai dari bertahan, sampai Anda harus mengakomodasinya.
1. IGNORE THE PAIN
Pertama adalah 'mengabaikan rasa sakit'. Perubahan jelas memunculkan rasa sakit atau ketidakpuasan. Pada banyak kasus, Anda akan mengabaikan efek ini dalam berhadapan dengan perubahan. Dalam kenyataannya, Anda bahkan mungkin mengabaikan fakta bahwa perubahan memang sedang terjadi. Anda biasanya akan berkomentar, "mengapa mereka melakukan ini pada Saya?" atau, "Hal itu tidak akan pernah terjadi". Anda cenderung menghindari segala informasi yang berkaitan dengan perubahan.
2. FEEL THE PAIN
Kedua, adalah saat Anda mulai 'merasakan sakitnya' sebuah perubahan. Muncul persepsi-persepsi bahwa perubahan yang terjadi akan berakibat lebih buruk dari yang Anda perkirakan pada mulanya. Anda mulai merasakan berbagai kerugian akibat perubahan, dan mulai bernostalgia tentang indahnya masa lalu. Anda mulai mempertanyakan, "Apakah selama ini Saya sudah salah langkah?" Anda mulai merasakan bahwa Anda tak punya pilihan atau kontrol terhadap berbagai perubahan yang secara langsung ditujukan kepada diri Anda. Fase ini adalah fase terberat di mana Anda cenderung memilih berbagai langkah berikut ini.
- Diam
Anda mungkin memilih diam dan hanya menjilati luka. Meringkuk di pojok yang gelap, seperti seekor kucing kampung yang tenggelam dalam duka dan doa. Anda merasakan sakitnya sendirian. Anda bahkan tidak membolehkan orang lain memahami apa yang Anda rasakan. Hal ini secara negatif mulai mempengaruhi perilaku dan produktifitas Anda.
- Marah
Anda mungkin memilih marah tapi berlindung di balik punggung orang-orang besar. Anda berusaha memanipulasi sistem untuk agenda pribadi. Maka, moral lingungan, komunitas dan organisasi mulai terpengaruhi secara negatif.
- Berontak
Anda mungkin memilih marah dan mengungkapkannya dengan agresif. Anda tidak memperdulikan lagi perasaan orang lain, dan apa yang ingin Anda capai adalah menciptakan rasa sakit yang sama pada diri orang lain. Mereka juga harus merasakannya! Begitulah luapan amarah Anda. Anda menjadi orang yang menyimpan dendam dan kesumat.
- Mengisolasi diri
Anda mungkin memilih untuk mempertegas batas-batas teritori. Anda memutuskan bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan dan harapan Anda. Muaranya, Anda mencoba untuk melindungi dan menutupi berbagai blunder dan kesalahan di wilayah-wilayah yang menjadi teritori Anda.
- Menaikkan Egoisme
Anda mungkin memilih untuk tidak melakukan sharing terhadap berbagai informasi jika itu menguntungkan diri Anda. Jika Anda merasa bahwa kontribusi Anda tidak diakui di mata otoritas dan komunitas, maka Anda akan menahan berbagai informasi yang mungkin menguntungkan pihak lain atau bahkan semua pihak. Informasi adalah kekuatan.
3. HEAL THE PAIN
Ketiga, adalah fase di mana Anda mulai 'menyembuhkan luka'. Fokusnya adalah diri Anda sendiri, dan bagaimana perubahan akan mempengaruhi diri Anda. Anda mulai melihat masa depan dan berbagai tantangannya. Ini adalah titik permulaan yang terhitung baik bagi bagi Anda dan semua orang di sekitar Anda.
4. KOMITMEN
Keempat, adalah fase di mana Anda mulai mencari persamaan dan komitmen ke masa depan. Ibarat perkawinan, komitmen ini adalah komitmen seumur hidup demi masa depan dan kesejahteraan bersama. Anda mulai berkolaborasi, dengan diri sendiri, dan dengan orang lain.
Fase terakhir itulah, yang memungkinkan segala hal di masa depan bisa berkembang menjadi lebih baik dan makin baik.
Dalam dunia yang sedang berubah ini, di tengah samudera yang badainya makin menggila, di deraan gelora emosi dan galaunya hati, di fase manakah kini Anda berada dan kemanakah arah dan fase yang akan Anda tempuh? Mana yang Anda pilih; evolusi, atau revolusi bagi diri Anda sendiri?
QA-Communication
http://speaking.indodigest.com
No comments:
Post a Comment